BIREUEN - Tgk H Muhammad Yusuf A Wahab atau yang sering disapa Tu Sop mengatakan bahwa dalam menyelesaikan problematika ummat Islam hari ini, haruslah melalui cara pandang islami bukan dengan menggunakan cara pandang yang tidak sesuai dengan Islam.
“Persoalan kita hari ini adalah masyarakat kita yang mudah disesatkan, oleh politik dan kepentingan-kepentingan lainnya yang menjajah. Ini berhasil karena masyarakat kita tidak punya cara pandang sendiri. Kita tidak mampu memandang suatu persoalan dengan perspektif Islam dan tidak mampu melihat Islam itu sebagai suatu solusi general,” kata Tu Sop.
Menurunya, pemikiran non muslim terlalu dipercaya oleh pemimpin dan masyarakat, sehingga pemikiran Islam mulai ditinggalkan.
“Maka tugas kita hari ini sudah seharusnya menghargai kepemilikan kita sendiri, khususnya khazanah Islam, ilmuan-ilmuan Islam. Jangan anggap milik sendiri sudah tidak berharga. Harus ingat, kita besar karena ‘kuah pliek’ dan ‘timphan’, bukan karena keju dan KFC. Kita harus mampu melihat bahwa semua persoalan ada solusinya di dalam ajaran Islam,” jelasnya.
Pimpinan Pesantren Babussalam Al-Aziziyah ini mengatakan, “boleh datangkan ilmuan-ilmuan non Islam ke Aceh jika kita sudah mampu mengajarkan Islam kepada seluruh masyarakat kita. Jika belum, maka berguru kepada non Muslim, atau mendatangkan non muslim untuk mengajarkan kita dalam persoalan keIslaman adalah suatu tindakan yang sembrono dan spekulasi karena ini adalah seperti menanam benih di tanah yang gersang,” lanjutnya.
“Masyarakat kita belum kuat cara pandangnya terhadap Islam. Sebab itu jangan berikan cara pandang lain kepada mereka!, tugas besar hari ini bagi semua kalangan, dakwahkan masyarakat agar mereka memiliki cara pandang yang benar sesuai perspektif Islam dalam memandang persoalan apapun. Ini tugas besar dan penting!,” tutup Tu Sop.
“Persoalan kita hari ini adalah masyarakat kita yang mudah disesatkan, oleh politik dan kepentingan-kepentingan lainnya yang menjajah. Ini berhasil karena masyarakat kita tidak punya cara pandang sendiri. Kita tidak mampu memandang suatu persoalan dengan perspektif Islam dan tidak mampu melihat Islam itu sebagai suatu solusi general,” kata Tu Sop.
Menurunya, pemikiran non muslim terlalu dipercaya oleh pemimpin dan masyarakat, sehingga pemikiran Islam mulai ditinggalkan.
“Maka tugas kita hari ini sudah seharusnya menghargai kepemilikan kita sendiri, khususnya khazanah Islam, ilmuan-ilmuan Islam. Jangan anggap milik sendiri sudah tidak berharga. Harus ingat, kita besar karena ‘kuah pliek’ dan ‘timphan’, bukan karena keju dan KFC. Kita harus mampu melihat bahwa semua persoalan ada solusinya di dalam ajaran Islam,” jelasnya.
Pimpinan Pesantren Babussalam Al-Aziziyah ini mengatakan, “boleh datangkan ilmuan-ilmuan non Islam ke Aceh jika kita sudah mampu mengajarkan Islam kepada seluruh masyarakat kita. Jika belum, maka berguru kepada non Muslim, atau mendatangkan non muslim untuk mengajarkan kita dalam persoalan keIslaman adalah suatu tindakan yang sembrono dan spekulasi karena ini adalah seperti menanam benih di tanah yang gersang,” lanjutnya.
“Masyarakat kita belum kuat cara pandangnya terhadap Islam. Sebab itu jangan berikan cara pandang lain kepada mereka!, tugas besar hari ini bagi semua kalangan, dakwahkan masyarakat agar mereka memiliki cara pandang yang benar sesuai perspektif Islam dalam memandang persoalan apapun. Ini tugas besar dan penting!,” tutup Tu Sop.
Sumber: lintasnasional.com
loading...
Post a Comment