Tie Hawa dan Fakrullah. Foto: Safrizal |
AMP - Karena himpitan ekonomi, Tie Hawa (29), tak mampu membawa Fakrullah Atue (2) berobat ke rumah sakit. Upah harian sebagai pengupas kulit pinang, di Desa Seumirah, Kecamatan Nisam, Aceh Utara, hanya cukup untuk bertahan hidup. Di saat yang sama, perut anaknya terus membesar. Dan kini, Fakrullah tak mampu bergerak aktif, layaknya anak-anak yang lain.
“Sudah setahun ini sakit. Belakangan ini perutnya mulai buncit,” kata Tie Hawa kepada AJNN, di kediaman, Jumat (5/2).
Awalnya, Fakrullah mengeluh sakit pada bagian perut dan sering buang air besar. Hari ke hari perut Fakrullah kian membesar. Dua bulan terakhir ini, Fakrullah tak mampu lagi bergerak, seperti anak lainnya.
Oleh orang tuanya, Fakrullah pernah dibawa ke puskesmas setempat. Dari keterangan seorang petugas medis, Tie Hawa mengetahui bahwa anaknya menderita gizi buruk. Pihak puskesmas memberikan memberikan selembar surat rujukan agar Fakrullah mendapat perawatan medis lebih baik di Rumah Sakit Cut Meutia. Namun jarak dari rumah ke pusat pelayanan itu terlalu jauh bagi keluarga miskin ini.
Ini pun menjadi masalah. Tie mengaku tak punya uang atau tabungan untuk membawa anaknya ke rumah sakit. Dia berharap ada uluran tangan pemerintah untuk membantu anaknya yang kondisinya, semakin hari, semakin lemah.
“Saya tidak lagi sanggup menangis melihat kondisi tubuh anak saya. Tidak perlu dibantu lebih, cukup untuk kesembuhan anak saya saja,” ujar Tie Hawa berharap. [AJNN]
“Sudah setahun ini sakit. Belakangan ini perutnya mulai buncit,” kata Tie Hawa kepada AJNN, di kediaman, Jumat (5/2).
Awalnya, Fakrullah mengeluh sakit pada bagian perut dan sering buang air besar. Hari ke hari perut Fakrullah kian membesar. Dua bulan terakhir ini, Fakrullah tak mampu lagi bergerak, seperti anak lainnya.
Oleh orang tuanya, Fakrullah pernah dibawa ke puskesmas setempat. Dari keterangan seorang petugas medis, Tie Hawa mengetahui bahwa anaknya menderita gizi buruk. Pihak puskesmas memberikan memberikan selembar surat rujukan agar Fakrullah mendapat perawatan medis lebih baik di Rumah Sakit Cut Meutia. Namun jarak dari rumah ke pusat pelayanan itu terlalu jauh bagi keluarga miskin ini.
Ini pun menjadi masalah. Tie mengaku tak punya uang atau tabungan untuk membawa anaknya ke rumah sakit. Dia berharap ada uluran tangan pemerintah untuk membantu anaknya yang kondisinya, semakin hari, semakin lemah.
“Saya tidak lagi sanggup menangis melihat kondisi tubuh anak saya. Tidak perlu dibantu lebih, cukup untuk kesembuhan anak saya saja,” ujar Tie Hawa berharap. [AJNN]
loading...
Post a Comment