AMP - Pernyataan Din Minimi yang siap berperang bisa berdampak negatif kedua pihak antara aparat polisi dan kelompoknya.
Jika sudah berperang korban pasti berjatuhan di terjang timah panas, seperti penguraian Din Minimi sebelumnya yang menyatakan hutan adalah rumahnya dan Gerilya adalah makanannya semasa konflik, dan dia bisa saja melakukan tindakan kriminal yang membunuh satu persatu aparat kepolisian.
namun dia tetap berkomitmen untuk melanjutkan perjuangannya menuntut pemerintahan Aceh dibawah kepemimpnan Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf.
Jika dia terkepung, maka dia tidak ada pilihan lain selain melakukan penyerangan secara gerilyawannya.
Seperti ungkapannya Nurdin
alias Din Minimi mengakui kelompoknya saat ini sedang dikepung oleh
pihak kepolisian di sebuah bukit perdalaman Aceh Timur.
“Kami bisa melihat ratusan polisi dibawah bukit atau gunung tempat kami berada saat ini” kata Din Minimi yang dihubungi AJNN, Senin (23/11).
Din Minimi menyatakan siap berperang dengan polisi apabila mereka maju atau naik kebukit tempat kelompoknya berada saat ini.
“Kami sudah tidak ada pilihan lagi, kalau mereka berani maju akan kami serang (tembak-red), mungkin memang itu yang mereka inginkan,” sebut Din Minimi.
Kata dia, dari dulu kelompoknya memilih mundur saat diserang polisi. Hal itu dilakukan karena tidak ada niat berperang dengan polisi.
“Namun kalau sudah terjepit begini kami tidak akan tinggal diam,”katanya.
Ia menambahkan tujuan kelompoknya angkat senjata bukan untuk melakukan kriminalitas, tapi hanya untuk menuntut keadilan dari pemerintah.
“Apabila pemerintah merealesasi tuntutan kami, saya bersama anggota siap menyerahkan senjata dan kembali kepada masyarakat,” kata Din Minimi.
“Kami bisa melihat ratusan polisi dibawah bukit atau gunung tempat kami berada saat ini” kata Din Minimi yang dihubungi AJNN, Senin (23/11).
Din Minimi menyatakan siap berperang dengan polisi apabila mereka maju atau naik kebukit tempat kelompoknya berada saat ini.
“Kami sudah tidak ada pilihan lagi, kalau mereka berani maju akan kami serang (tembak-red), mungkin memang itu yang mereka inginkan,” sebut Din Minimi.
Kata dia, dari dulu kelompoknya memilih mundur saat diserang polisi. Hal itu dilakukan karena tidak ada niat berperang dengan polisi.
“Namun kalau sudah terjepit begini kami tidak akan tinggal diam,”katanya.
Ia menambahkan tujuan kelompoknya angkat senjata bukan untuk melakukan kriminalitas, tapi hanya untuk menuntut keadilan dari pemerintah.
“Apabila pemerintah merealesasi tuntutan kami, saya bersama anggota siap menyerahkan senjata dan kembali kepada masyarakat,” kata Din Minimi.
loading...
Post a Comment