AMP - Nama Din Minimi atau Nurdin bin Ismail Amat Alias Nurdin Abu Minimi mungkin masih asing bagi telinga masyarakat Indonesia. Namun, di Aceh nama Din Minimi sangatlah santer.
Din Minimi merupakan ketua kelompok bersenjata yang disebut kerap membuat kekacauan dan melawan pemerintah. Menurut berbagai sumber, mereka adalah kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
Keberadaan mereka pun paling dicari. Bahkan Din Minimi diburu dalam keadaan hidup atau mati.
Din Minimi dilahirkan di Desa Keude Buloh, Kecamatan Julok, Aceh Timur, dari pasangan Ismail-Sapiah. Dia bergabung dengan GAM sejak Tahun 1997 di bawah pimpinan almarhum Tgk Kaha. Nurdin anak sulung empat bersaudara. Nasib membuat mereka berempat menjadi anggota GAM, masa konflik lalu.
Adiknya bernama Hamdani alias Sitong, tewas dalam pertempuran antara GAM dengan aparat tahun 2004. Adik ke tiganya, Mak Isa alias si Bukrak, hilang sejak konflik, dan hingga kini tidak diketahui hidup atau mati. Dan terakhir adik bungsunya, Azhar, kini pengangguran dan berdomisili di Aceh Timur.
Din Minimi merupakan ketua kelompok bersenjata yang disebut kerap membuat kekacauan dan melawan pemerintah. Menurut berbagai sumber, mereka adalah kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
Keberadaan mereka pun paling dicari. Bahkan Din Minimi diburu dalam keadaan hidup atau mati.
Din Minimi dilahirkan di Desa Keude Buloh, Kecamatan Julok, Aceh Timur, dari pasangan Ismail-Sapiah. Dia bergabung dengan GAM sejak Tahun 1997 di bawah pimpinan almarhum Tgk Kaha. Nurdin anak sulung empat bersaudara. Nasib membuat mereka berempat menjadi anggota GAM, masa konflik lalu.
Adiknya bernama Hamdani alias Sitong, tewas dalam pertempuran antara GAM dengan aparat tahun 2004. Adik ke tiganya, Mak Isa alias si Bukrak, hilang sejak konflik, dan hingga kini tidak diketahui hidup atau mati. Dan terakhir adik bungsunya, Azhar, kini pengangguran dan berdomisili di Aceh Timur.
Perjuangannya mencari keadilan di bawah payung MoU Helsinki terjebat dengan penculikan dan pembunuhan terhadap 2 anggota Intel Kodim Lhokseumawe di Bate Vila Kecamatan Nisam Antara, Aceh Utara.
Din Minimi yang terus di incar oleh aparat semakin memamanas, bahkan dia siap menyatakan perang dengan aparat keamanan.
Pemerintahan Aceh sekarang yang termasuk eks Kombantan GAM tidak merespon gerakan kelompok bersenjata Din Minimi, bahkan Gubernur Aceh Zaini Abdullah menyrahkan semua kasus Din Minimi ke tangan pihaak hukum, alias pihak kepolisian Aceh.
Sejumlah anggota Din Minimi tewas, namun tidak membuatnya untuk enyerah, bahkan di berani unjuk diri lewat Medsos bahkan bisa berjumpa dengan sejumlah rekan Pers dan juga LSM.
Namun, Pemerintah Aceh sendiri yang di pimpin oleh Zaini-Muzakir melayangkan komentarnya bahwa menanggapi masalah Din Minimi ibarat bertanya kepada orang buta.
Hal tersebut semakin membuat suasana memanas, bahkan Din Minimi sendiri mengajak dialog dengan Gubernur Aceh di Gunung Markusi, tapi semuanya mustahil dipenuhi oleh Gubernur sendiri.
Api pengejaran dan pemburuan Din Minimi semakin memanas, ratusan personil aparat polisi dikerahkan untuk mengepung beberapa orang Din Minimi dan Anggotanya, bisa dikatakan tidak seberapa banyak.
Bagi Din Minimi Aceh belum damai, suasana Darurat militer semasa GAM masih dijalaninya, dan dia akan diburu hidup dan mati.
Sangat disayangkan jika peran pemerintah Aceh untuk memediasi kelompok tersebut tidak ada, dan mereka adalah anak buahnya sendiri semasa konflik, butakah pemerintah Aceh untuk menyelesikan masalah kecil tanpa harus membunuh atau berperang?
moga Aceh tetap aman......!
Penulis: Raja Rimba Lamkaruna
loading...
Post a Comment