Anak Palestina disiksa dengan sengatan listrik di penjara Israel |
AMP - Setidaknya 700 anak-anak Palestina berusia antara 11 dan 17 tahun
telah ditangkap oleh tentara Israel pada tahun ini. Dari jumlah
tersebut, lebih dari setengahnya atau sekitar 400 anak masih mendekam di
penjara-penjara Israel.
"Tentara Israel telah menahan 700 anak-anak Palestina dan anak-anak
dari Yerusalem Timur dan Tepi Barat yang (mereka) duduki sejak awal
2015," kata sebuah LSM di Palestina seperti dilansir Worldbulletin, Ahad (22/11).
Ia menjelaskan, anak-anak dibawah umur tersebut ditahan setelah
ditembak oleh tentara Israel. Anak-anak palestina ini mendekam di empat
penjara. Yakni penjara Hishorn, Ofer, Megido, dan Jafon.
Pusat Informasi Palestina mengabarkan, di tahun 2015,
ratusan kasus penangkapan yang dilakukan Israel terhadap anak-anak di
bawah umur, terutama di bulan Oktober lalu dan November saat ini yang
jumlahnya 700 anak di bawah umur. Tertinggi dari Hebron, Al-Quds
sebagian besar mereka kemudian dibebaskan bersyarat baik dengan jaminan
uang atau tahanan rumah sebagaimana terjadi pada ana-anak Al-Quds.
Dalam kunjungan Asosiasi Advokat kepada anak-anak di penjara
Israel, sejumlah metode yang digunakan sipir zionis terungkap yang bisa
masuk dalam kategori kejahatan di antara penembakan dengan peluru tajam
secara sengaja, diseret ke ruang introgasi selama sehari atau dua hari
tanpa makan, dipukul secara fatal, dimaki-maki dengan kata-kata kotor,
diintimidasi, diteror, dipaksa mengaku dengan tekanan, ditahan dalam
penjara yang tidak layak bagi manusia.
Penjara Etzion Israel menjadi penjara paling sadis bagi anak-anak,
dimana mereka dipukuli, disiksa saat ditangkap dan ditahan. Ada sejumlah
kesaksian yang didokumentasikan bahwa di penjara Hasharon, Over, Magedo
dan Javon telah melakukan berbagai tindakan keji terhadap anak-anak.
Asosiasi Advokat Tawanan Palestina meminta kepada lembaga dunia
pelindung anak agar mengambil sikap tegas menghentikan kejahatan Israel
dan agar anak-anak Palestina dibebaskan.
Sumber: suaraislam.com
loading...
Post a Comment