AMP - Puluhan Eks-Tripoli (Kombatan GAM yang pernah berlatih di Tripoli Libya) mengadakan silaturrahmi yang ikut dihadiri Gubernur Aceh Zaini Abdullah, pada Sabtu 21 November 2015 di Hotel The Pade Banda Aceh.
Sayed Mustafa Usab yang hadir dalam pertemuan itu mengatakan, “Saya ikut hadir, tapi tidak berkomentar hanya mendengarkan saja. Pertemuan itu merupakan silaturrahmi bersama rekan perjuangan dulu,” katanya kepada Klikkabar.com. Kamis 26 November 2015.
Pada pertemuan itu, ia mengatakan sejumlah kombatan GAM membahas mengenai peran dan eksistensi Partai Aceh selama ini. “Kawan-kawan meminta eksistensi Partai Aceh harus dijaga. Dulu PA dapat 33 kursi tapi sekarang hanya 29 kursi,” tambah mantan anggota Komisi I DPR RI ini.
Sejumlah kombatan GAM juga menyoroti struktur pengurus Partai Aceh, yang mereka rasa pengurus sekarang sudah melenceng dari garis perjuangan, ungkap Sayed.
Hal ini diliat dari Ketua Partai Aceh merangkap menjadi pembina di partai nasional, padahal menurutnya, dulu para kombatan memiliki janji untuk tidak masuk ke partai lain, tambah mantan tokoh penting GAM yang pernah divonis 16 tahun penjara ini.
Dia juga menegaskan, pertemuan tersebut bukanlah desain Doto Zaini, melainkan inisiatif para kombatan yang prihatin dengan kondisi Partai Aceh selama ini.
“Kebetulan cuma gubernur yang hadir, sedangkan yang lain tidak hadir,” imbuhnya.
Ketika ditanyai, adakah pertemuan itu berkaitan dengan sikap Muzakir Manaf, yang akan menggandeng calon wakilnya dari partai nasional, Sayed Mustafa membantah hal tersebut.
“Kalau persoalan itu hak Muzakir, dia pasti sudah memiliki kalkulasi sendiri. Dan Koalisi sifatnya sesaat beda dengan kejadian selama ini,” tutup Sayed.[klikkabar]
Sayed Mustafa Usab yang hadir dalam pertemuan itu mengatakan, “Saya ikut hadir, tapi tidak berkomentar hanya mendengarkan saja. Pertemuan itu merupakan silaturrahmi bersama rekan perjuangan dulu,” katanya kepada Klikkabar.com. Kamis 26 November 2015.
Pada pertemuan itu, ia mengatakan sejumlah kombatan GAM membahas mengenai peran dan eksistensi Partai Aceh selama ini. “Kawan-kawan meminta eksistensi Partai Aceh harus dijaga. Dulu PA dapat 33 kursi tapi sekarang hanya 29 kursi,” tambah mantan anggota Komisi I DPR RI ini.
Sejumlah kombatan GAM juga menyoroti struktur pengurus Partai Aceh, yang mereka rasa pengurus sekarang sudah melenceng dari garis perjuangan, ungkap Sayed.
Hal ini diliat dari Ketua Partai Aceh merangkap menjadi pembina di partai nasional, padahal menurutnya, dulu para kombatan memiliki janji untuk tidak masuk ke partai lain, tambah mantan tokoh penting GAM yang pernah divonis 16 tahun penjara ini.
Dia juga menegaskan, pertemuan tersebut bukanlah desain Doto Zaini, melainkan inisiatif para kombatan yang prihatin dengan kondisi Partai Aceh selama ini.
“Kebetulan cuma gubernur yang hadir, sedangkan yang lain tidak hadir,” imbuhnya.
Ketika ditanyai, adakah pertemuan itu berkaitan dengan sikap Muzakir Manaf, yang akan menggandeng calon wakilnya dari partai nasional, Sayed Mustafa membantah hal tersebut.
“Kalau persoalan itu hak Muzakir, dia pasti sudah memiliki kalkulasi sendiri. Dan Koalisi sifatnya sesaat beda dengan kejadian selama ini,” tutup Sayed.[klikkabar]
loading...
Post a Comment