AMP - Operasi mengejar Nurdin bin Ismail alias Din Minimi oleh pihak kepolisian termasuk Brimob ditanggapi oleh pemimpin kelompok bersenjata tersebut dengan tantangan siap perang.
“Kalau tim gabungan polisi dan Brimob terus mencari saya, saya akan lawan. Masak mereka saja yang terus mencari saya. Saya pun sudah siap perang, saya tunggu mereka,” tandas Din Minimi yang secara khusus menghubungi Serambi, Sabtu (21/11). “Saya sudah siap perang dengan tim gabungan polisi dan Brimob,” tegasnya.
Din Minimi mengaku dirinya bisa melihat tim gabungan mengepung dirinya. “Saya tahu polisi dan Brimob ada di Blang Seunong, Pante Labu, Kecamatan Pante Bidari, dan Gampong M 4 di Kecamatan Indra Makmu,” katanya.
Menurut Din Minimi, keberadaan dirinya dengan polisi dan Brimob hanya terpaut sekitar 2 kilometer. Saya sudah dikepung di tengah–tengah. Saya dapat melihat mereka lewat dan menembak kosong,” ujarnya.
Saat ditanya Serambi apakah dia tidak khawatir dengan informasi tentang posisi dirinya, Din Minimi secara tegas menjawab, “biar saja polisi tahu. Saya pun kepingin mereka naik ke tempat saya dan saya pun sudah siap perang. Mau bagaimana lagi sekarang kita ikuti saja kemauan polisi. Saya kan tidak memburu polisi, tapi mereka yang buru saya. Jadi saya tunggu mereka di sini dan saya sudah siap dengan apapun risiko yang akan terjadi.”
Dikatakannya, meskipun polisi terus mengejar dan berkeinginan menangkap dirinya hidup atau mati, namun dia yakin jika Tuhan belum mengizinkan tidak akan tertangkap. “Saya mohon ulama Aceh mendoakan saya dan anggota saya. Jikapun polisi terus memburu dan apabila terjadi perang semoga kami tetap selamat,” katanya.
Ditegaskannya, “Kami tidak menyerah jika tuntutan kami belum dipenuhi oleh pemimpin Aceh saat ini yaitu Gubernur Zaini Abdullah dan Wakil Gubernur Muzakir Manaf.”
Din Minimi melanjutkan, “Saya akan menyerahkan senjata dan menjadi warga biasa jika Gubernur Zaini Abdullah dan Wakil Gubernur Muzakir Manaf memenuhi permintaan kami.”
Din Minimi mengakui markas mereka di Dusun Tualang Geudong, Gampong Pante Labu, Kecamatan Pante Bidari, Aceh Timur yang ditemukan polisi. “Benar itu markas kami. Benar polisi menyita tiga unit sepeda motor kami dan baju loreng anggota saya,” demikian Din Minimi.
Seperti diberitakan sebelumnya, Tim Polda Aceh bersama Tim Polres Aceh Utara, Lhokseumawe, dan Aceh Timur menemukan kamp (markas) kelompok Nurdin bin Ismail alias Din Minimi di pedalaman Kecamatan Pante Bidari, Aceh Timur.
Dalam operasi melibatkan 250 polisi yang dipimpin Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrim Um) Polda Aceh, Kombes Pol Nurfallah itu berhasil ditemukan sejumlah pakaian dan benda lainnya. Terdiri atas lima setel baju loreng, baju preman warna hitam, dua sepeda motor, peralatan untuk memasak, termasuk tabung gas 3 kilogram dan sebuah kompor gas.
“Sejak 16 November 2015 kita menggelar Operasi Rencong di seluruh polres di Aceh. Namun, yang lebih kita prioritaskan tiga wilayah polres, yakni Aceh Utara, Lhokseumawe, dan Aceh Timur. Tujuannya, untuk mengejar kelompok Din Minimi,” ujar Kombes Pol Nurfallah kepada Serambi, Jumat (20/11)
“Kalau tim gabungan polisi dan Brimob terus mencari saya, saya akan lawan. Masak mereka saja yang terus mencari saya. Saya pun sudah siap perang, saya tunggu mereka,” tandas Din Minimi yang secara khusus menghubungi Serambi, Sabtu (21/11). “Saya sudah siap perang dengan tim gabungan polisi dan Brimob,” tegasnya.
Din Minimi mengaku dirinya bisa melihat tim gabungan mengepung dirinya. “Saya tahu polisi dan Brimob ada di Blang Seunong, Pante Labu, Kecamatan Pante Bidari, dan Gampong M 4 di Kecamatan Indra Makmu,” katanya.
Menurut Din Minimi, keberadaan dirinya dengan polisi dan Brimob hanya terpaut sekitar 2 kilometer. Saya sudah dikepung di tengah–tengah. Saya dapat melihat mereka lewat dan menembak kosong,” ujarnya.
Saat ditanya Serambi apakah dia tidak khawatir dengan informasi tentang posisi dirinya, Din Minimi secara tegas menjawab, “biar saja polisi tahu. Saya pun kepingin mereka naik ke tempat saya dan saya pun sudah siap perang. Mau bagaimana lagi sekarang kita ikuti saja kemauan polisi. Saya kan tidak memburu polisi, tapi mereka yang buru saya. Jadi saya tunggu mereka di sini dan saya sudah siap dengan apapun risiko yang akan terjadi.”
Dikatakannya, meskipun polisi terus mengejar dan berkeinginan menangkap dirinya hidup atau mati, namun dia yakin jika Tuhan belum mengizinkan tidak akan tertangkap. “Saya mohon ulama Aceh mendoakan saya dan anggota saya. Jikapun polisi terus memburu dan apabila terjadi perang semoga kami tetap selamat,” katanya.
Ditegaskannya, “Kami tidak menyerah jika tuntutan kami belum dipenuhi oleh pemimpin Aceh saat ini yaitu Gubernur Zaini Abdullah dan Wakil Gubernur Muzakir Manaf.”
Din Minimi melanjutkan, “Saya akan menyerahkan senjata dan menjadi warga biasa jika Gubernur Zaini Abdullah dan Wakil Gubernur Muzakir Manaf memenuhi permintaan kami.”
Din Minimi mengakui markas mereka di Dusun Tualang Geudong, Gampong Pante Labu, Kecamatan Pante Bidari, Aceh Timur yang ditemukan polisi. “Benar itu markas kami. Benar polisi menyita tiga unit sepeda motor kami dan baju loreng anggota saya,” demikian Din Minimi.
Seperti diberitakan sebelumnya, Tim Polda Aceh bersama Tim Polres Aceh Utara, Lhokseumawe, dan Aceh Timur menemukan kamp (markas) kelompok Nurdin bin Ismail alias Din Minimi di pedalaman Kecamatan Pante Bidari, Aceh Timur.
Dalam operasi melibatkan 250 polisi yang dipimpin Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrim Um) Polda Aceh, Kombes Pol Nurfallah itu berhasil ditemukan sejumlah pakaian dan benda lainnya. Terdiri atas lima setel baju loreng, baju preman warna hitam, dua sepeda motor, peralatan untuk memasak, termasuk tabung gas 3 kilogram dan sebuah kompor gas.
“Sejak 16 November 2015 kita menggelar Operasi Rencong di seluruh polres di Aceh. Namun, yang lebih kita prioritaskan tiga wilayah polres, yakni Aceh Utara, Lhokseumawe, dan Aceh Timur. Tujuannya, untuk mengejar kelompok Din Minimi,” ujar Kombes Pol Nurfallah kepada Serambi, Jumat (20/11)
Sumber: serambinews.com
loading...
Post a Comment