AMP - Hari pemungutan suara pada Pilkada Serentak 2015 akan menjadi hari yang penting untuk masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU). Pilkada khusus untuk TTU bersama Blitar dan Tasikmalaya adalah tiga daerah yang pertama kali di Indonesia, bahkan jarang terjadi di negara lain, karena akan melakukan pemilihan dengan satu pasangan calon.
Hal ini menjadi keistimewaan dan kebanggaan bersama masyarakat TTU, pemilihan dengan model yang baru harus bisa dilaksanakan dengan baik untuk memilih calon pemimpin di TTU. Untuk itu, KPU RI bekerjasama dengan KPU Provinsi NTT dan KPU Kabupaten TTU menyelenggarakan Simulasi Pemungutan dan Penghitungan Suara dengan Satu Pasangan Calon, di TPS 01 Oetalus, Bikomi Selatan, TTU, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (7/11) lalu.
"Saya ingin memberikan penekanan bahwa model baru ini sama baiknya dengan pilkada yang calon kepala daerahnya lebih dari satu pasangan calon. Memilih 'setuju' itu baik, dan memilih 'tidak setuju' juga baik. Hal yang tidak baik itu apabila tidak datang ke TPS untuk menggunakan hak suaranya," ujar Anggota KPU RI Hadar Nafis Gumay seperti dilansir dari laman kpu.go.id.
Tujuan simulasi ini agar penyelenggara pilkada dapat memahami proses dan tata cara tahapan pemungutan suara di TPS, agar pada waktunya nanti pemungutan dan penghitungan suara bisa berjalan dengan lancar. Selain itu, masyarakat bisa melihat dan mengetahui secara langsung tata cara mencoblos yang benar.
"Semua informasi ini diharapkan bisa disebarluaskan agar semua masyarakat mengetahui proses pilkada dengan satu pasangan calon ini," tambah Hadar. [RMOL]
Hal ini menjadi keistimewaan dan kebanggaan bersama masyarakat TTU, pemilihan dengan model yang baru harus bisa dilaksanakan dengan baik untuk memilih calon pemimpin di TTU. Untuk itu, KPU RI bekerjasama dengan KPU Provinsi NTT dan KPU Kabupaten TTU menyelenggarakan Simulasi Pemungutan dan Penghitungan Suara dengan Satu Pasangan Calon, di TPS 01 Oetalus, Bikomi Selatan, TTU, Nusa Tenggara Timur, Sabtu (7/11) lalu.
"Saya ingin memberikan penekanan bahwa model baru ini sama baiknya dengan pilkada yang calon kepala daerahnya lebih dari satu pasangan calon. Memilih 'setuju' itu baik, dan memilih 'tidak setuju' juga baik. Hal yang tidak baik itu apabila tidak datang ke TPS untuk menggunakan hak suaranya," ujar Anggota KPU RI Hadar Nafis Gumay seperti dilansir dari laman kpu.go.id.
Tujuan simulasi ini agar penyelenggara pilkada dapat memahami proses dan tata cara tahapan pemungutan suara di TPS, agar pada waktunya nanti pemungutan dan penghitungan suara bisa berjalan dengan lancar. Selain itu, masyarakat bisa melihat dan mengetahui secara langsung tata cara mencoblos yang benar.
"Semua informasi ini diharapkan bisa disebarluaskan agar semua masyarakat mengetahui proses pilkada dengan satu pasangan calon ini," tambah Hadar. [RMOL]
loading...
Post a Comment