Ilustrasi Demo |
AMP - Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Aceh bersama Organisasi Laskar Cut Nyak Dhien direncanakan, Senin (9/11) akan mendatangi gedung Dewan Perwakilan rakyat Aceh (DPRA). Tujuan kedatangan itu, menuntut agar didirikannya monument Cut Nyak Dhien di Aceh.
Wakil Ketua BKOW Aceh, Rukaiyah Ibrahim Naim, mengatakan tujuan didirikan monument Cut Nyak Dhien untuk mengebalikan spirit wanita Aceh dalam perjuangan, sehingga wanita Aceh tetap menjaga nilai-nilai kehidupan mereka selaku perempuan dalam kearifan lokal yang diwariskan oleh Cut Nyak Dhien.
“Dengan adanya monumen itu, sehingga akan terus menumbuhkan semangat para remaja sehingga tidak sampai pudar terhadap nilai-nilai luhur perjuangan Cut Nyak Dhien. Makam Cut Nyak Dhien boleh berada di Sumedang ,Jawa Barat, tetapi monumen nya harus ada di Aceh, kalau bisa diseluruh Aceh agar semangat perjuangan perempuan Aceh terutama kaum remaja tidak loyo dan tetap semangat,” kata Rukaiyah Ibrahim Naim, saat melakukan aksi simpati memperingati hari wafatnya Cut Nyak Dhien yang ke-107 Tahun, Jumat,(6/11) di Meulaboh.
Selain menutut didirikannya monument Cut Nyak Dhien, pihaknya juga menuntut adanya peringatan hari srikandi Aceh dan dijadikan sebagai hari libur khususnya di Aceh.
“Kami juga akan minta kepada Pemerintah Aceh dan DPRA diberlakukan satu hari khusus berbahasa Aceh baik di sekolah maupun dipasar seperti yang dilakukan Pemerintah Daerah Sumedang, sehingga bahasa Aceh nantinya tetap terjaga,” jelasya
Jika itu tidak dilakukan, menurutnya, bahasa Aceh lama kelamaan akan hilang di Bumi Aceh, dikarenakan keengganan masyarakat Aceh menggunakannya.[AJNN]
Wakil Ketua BKOW Aceh, Rukaiyah Ibrahim Naim, mengatakan tujuan didirikan monument Cut Nyak Dhien untuk mengebalikan spirit wanita Aceh dalam perjuangan, sehingga wanita Aceh tetap menjaga nilai-nilai kehidupan mereka selaku perempuan dalam kearifan lokal yang diwariskan oleh Cut Nyak Dhien.
“Dengan adanya monumen itu, sehingga akan terus menumbuhkan semangat para remaja sehingga tidak sampai pudar terhadap nilai-nilai luhur perjuangan Cut Nyak Dhien. Makam Cut Nyak Dhien boleh berada di Sumedang ,Jawa Barat, tetapi monumen nya harus ada di Aceh, kalau bisa diseluruh Aceh agar semangat perjuangan perempuan Aceh terutama kaum remaja tidak loyo dan tetap semangat,” kata Rukaiyah Ibrahim Naim, saat melakukan aksi simpati memperingati hari wafatnya Cut Nyak Dhien yang ke-107 Tahun, Jumat,(6/11) di Meulaboh.
Selain menutut didirikannya monument Cut Nyak Dhien, pihaknya juga menuntut adanya peringatan hari srikandi Aceh dan dijadikan sebagai hari libur khususnya di Aceh.
“Kami juga akan minta kepada Pemerintah Aceh dan DPRA diberlakukan satu hari khusus berbahasa Aceh baik di sekolah maupun dipasar seperti yang dilakukan Pemerintah Daerah Sumedang, sehingga bahasa Aceh nantinya tetap terjaga,” jelasya
Jika itu tidak dilakukan, menurutnya, bahasa Aceh lama kelamaan akan hilang di Bumi Aceh, dikarenakan keengganan masyarakat Aceh menggunakannya.[AJNN]
loading...
Post a Comment