Inilah pemilik rumah miskin Jamilah 40 tahun warga Reuleut Barat, Muara Batu, Aceh Utara |
..
AMP - Pasca konflik mendera tanah rencong, pengangguran dan kemiskinan di Provinsi Aceh semakin meningkat, sasaran pemerintah untuk melakukan tindakan meminimalisir hal tersebut semakin tidak terlihat,
Hal tersebut terbukti dari sejumlah Sarjana dan pemuda/i yang tanpa legalitas pendidikan semakin menambah dari tahun ketahun, ekonomi masyarakat semakin terpuruk bahkan tempat tinggalnya pun tidak layak lagi untuk dihuni, namun apa daya, masyarakat yang lahannya untuk bertani pun kian sempit, dan perusahaan-perusahaan industripun hanya merekrut tenaga kerja dari luar daerah.
Seperti yang di alami Jamilah (40) warga Reuleut Barat, Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara yang sampai saat ini belum menerima bantuan dari Legeslatif maupun Eksekutif menyangkut rekontruksi dan rehabitasi Rumah Bantuan dari Pemerintah, padahal tiap tahun program rumah dhuafa di Provinsi Aceh menghanyutkan, tapi sayangnya, sasaran untuk menyalurkan bantuan rumah dhuafa tersebut bukan untuk rakyat yang benar-benar membutuhkan.
Hal tersebut terbukti dari sejumlah Sarjana dan pemuda/i yang tanpa legalitas pendidikan semakin menambah dari tahun ketahun, ekonomi masyarakat semakin terpuruk bahkan tempat tinggalnya pun tidak layak lagi untuk dihuni, namun apa daya, masyarakat yang lahannya untuk bertani pun kian sempit, dan perusahaan-perusahaan industripun hanya merekrut tenaga kerja dari luar daerah.
Seperti yang di alami Jamilah (40) warga Reuleut Barat, Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara yang sampai saat ini belum menerima bantuan dari Legeslatif maupun Eksekutif menyangkut rekontruksi dan rehabitasi Rumah Bantuan dari Pemerintah, padahal tiap tahun program rumah dhuafa di Provinsi Aceh menghanyutkan, tapi sayangnya, sasaran untuk menyalurkan bantuan rumah dhuafa tersebut bukan untuk rakyat yang benar-benar membutuhkan.
Jamilah yang sedang mengendong anaknya menuturkan kalau dirinya tetap tabah menerima keadaan dan kondisinnya, walau mencari nafkan untuk anaknya dengan bekerja ditempat orang hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari, bahkan jamilah menuturkan pernah kelaparan karena tidak ada uang untuk membeli beras.
Disisi lain warga setempat menuturkan para Legeslatif yang sekarang duduk dibangku Dewan sama sekali tidak memerhatikan rakyat dhuafa, bahkan mereka lebih mencari sensasi kepada proyek-proyek yang anggarannya milyaran, dan bisa dikatan bisa dapat fee lebih banyak. dan ujung-ujungnya tambah istri, tutur warga tersebut [Agam Reuleut]
loading...
Post a Comment