AMP - Nurdin Ismail alias Din Minimi merupakan orang paling diburu polisi saat ini. Namanya terus dikaitkan dengan berbagai kasus kriminal bersenjata di Aceh, termasuk kasus tewasnya dua intel Kodim Aceh Utara.
Kenapa polisi begitu kesulitan menemukan pimpinan kelompok bersenjata itu? Padahal belasan anak buah Din Minimi sudah berhasil diringkus. "Sebetulnya yang bersangkutan (Din Minimi) belum nahas saja," kata Kapolda Aceh, Irjen Husein Hamidi menjawab pertanyaan wartawan di Banda Aceh beberapa bulan yang lalu.
Kenapa polisi begitu kesulitan menemukan pimpinan kelompok bersenjata itu? Padahal belasan anak buah Din Minimi sudah berhasil diringkus. "Sebetulnya yang bersangkutan (Din Minimi) belum nahas saja," kata Kapolda Aceh, Irjen Husein Hamidi menjawab pertanyaan wartawan di Banda Aceh beberapa bulan yang lalu.
Menurutnya, kepolisian sudah beberapa kali menyergap lokasi persembunyiannya. Beberapa anak buahnya tertangkap, ada juga yang tewas, namun Din masih lolos. "Beberapa kali kita sergap, yang lain dapat, dia belum, masih diberikan umur panjang. Kita harap bisa menyerahkan diri," tukas Kapolda di dampingi Kabid Humas Polda Aceh, Kombes Teuku Saladin.
Husein mengatakan, Din Minimi cs sering berpindah-pindah tempat persembunyian. Selain itu medan yang berat jadi salah satu kendala untuk menangkapnya. Menurutnya penangkapan komplotan Din Minimi terkesan lamban karena butuh proses dan waktu untuk mencari informasi, menyelidiki, dan mengintai sebelum menindaklanjuti.
Kapolda mengatakan pihaknya masih terus memburu Din Minimi dan komplotannya yang masih tersisa. Ada 23 orang yang sudah dimasukkan dalam daftar buronan. "Terus kita buru dan tangkap. Saya imbau menyerahkan diri saja, karena toh akan tertangkap juga," pintanya.
Polda Aceh hingga kini sudah menangkap hidup-hidup 22 komplotan kelompok bersenjata terdiri dari 19 anggota kelompok Din Minimi, satu orang dari kelompok Gambit, dua lainnya dari komplotan Raja Rimba.
Enam orang tewas dari kelompok Din Minimi. Paling anyar penembakan yang menewaskan Junaidi alias Beurjuek di SPBU Batuphat, Lhokseumawe, Kamis, 27 Agustus 2015.
Di lokasi tertembaknya pria asal Sidomulyo, Aceh Utara itu, polisi menyita sepucuk senjata api AK-47, satu magazen berikut 47 peluru dan satu borgol. Jumlah total senjata api yang sudah disita dari kelompok itu, kata Kapolda, mencapai 22 pucuk baik laras panjang, pendek, RPD dan pelontar granat. Selanjutnya 4.320 peluru, 23 selongsong, satu granat, 14 magazen.[OKZ]
loading...
Post a Comment