PULO Nasi berada di Kabupaten Aceh Besar. Pulau dalam gugusan Kecamatan Pulo Aceh ini memiliki banyak objek wisata menarik yang layak dikunjungi. Salah satunya adalah Pantai Demit.
Pantai eksotik yang berada Gampung Rabo, Kemukiman Pulo Nasi ini masih sangat alami. Pasir putih berpadu batu karang dan rimbun pepohonan cukup memanjakan mata.
Menoleh kekanan terlihat hamparan pasir putih melengkung mengikuti garis pantai hingga beradu dengan jejeran bebukitan hijau yang menjorok ke laut. Di atas pasir terpacak batu-batu karang dan ranting-ranting kayu.
Pantai ini menghadap langsung dengan Samudera Hindia. Ombaknya melandai, membelai batu-batu karang yang teronggok kokoh dalam air. Jika ingin mandi harus berhati-hati karena karang ini tajam.
Okezone berkesempatan berkunjung ke pantai ini bersama tim peserta Explore Pulo Aceh, Jumat (13/11/2015). Begitu berada di Pantai Demit, peserta yang rata-rata jurnalis dan traveller langsung mengabadikan keindahan pantai ini dengan kamera, sebagian mengandalkan smarphonenya.
"Menarik pemandangannya, tapi sayang enggak diurus dengan baik," kata Deni Saputra, seorang peserta.
Untuk bertandang ke Pantai Demit kita harus berlayar dulu dengan kapal ferry atau boat kayu dari Ulee Lheu, Banda Aceh ke Pulo Nasi dengan jarak tempuh satu hingga 1,5 jam.Pantai eksotik yang berada Gampung Rabo, Kemukiman Pulo Nasi ini masih sangat alami. Pasir putih berpadu batu karang dan rimbun pepohonan cukup memanjakan mata.
Menoleh kekanan terlihat hamparan pasir putih melengkung mengikuti garis pantai hingga beradu dengan jejeran bebukitan hijau yang menjorok ke laut. Di atas pasir terpacak batu-batu karang dan ranting-ranting kayu.
Pantai ini menghadap langsung dengan Samudera Hindia. Ombaknya melandai, membelai batu-batu karang yang teronggok kokoh dalam air. Jika ingin mandi harus berhati-hati karena karang ini tajam.
Okezone berkesempatan berkunjung ke pantai ini bersama tim peserta Explore Pulo Aceh, Jumat (13/11/2015). Begitu berada di Pantai Demit, peserta yang rata-rata jurnalis dan traveller langsung mengabadikan keindahan pantai ini dengan kamera, sebagian mengandalkan smarphonenya.
"Menarik pemandangannya, tapi sayang enggak diurus dengan baik," kata Deni Saputra, seorang peserta.
Sesampai di Pelabuhan Lamteng, hanya butuh waktu 15 menit dari sana untuk tiba di Pantai Demit, dengan melintasi jalan menanjak dan menurun. Sayangnya belum ada transportasi umum di Pulo Nasi. Jalan di pulau ini juga belum sepenuhnya beraspal.
Pantai Demit memang belum banyak dikunjungi wisatawan. Bahkan warga lokal dan pemerintah sendiri masih belum memanfaatkan potensi keindahan pantai ini sebagai destinasi menjanjikan.
Sampah seperti botol minuman, plastik, dedaunan dan ranting-ranting pepohonan masih berserakan sehingga sedikit mengganggu pemandangan.
Deni optimistis jika diurus dengan baik, Pantai Demit bisa menjadi destinasi bahari yang menjanjikan untuk pariwisata dan bisa meningkatkan perekonomian masyarakat. Menurut Abu Kasim, warga setempat, pantai ini bukan saja menarik dari sisi keindahan pemandangannya, tapi juga memiliki cerita unik dibaliknya.
Konon, nama Demit yang ditabalkan pada pantai ini berasal dari kisah mistis masa lalu bahwa dulu ada hantu demit di sana, tapi tak mengganggu warga.
Kasim mengaku pantai ini memang masih jarang dikunjungi orang. "Paling hanya orang memancing, karena di sini banyak ikan," ujarnya.
Menurutnya kurangnya kunjungan disebabkan informasi tentang Pantai Demit dan Pulo Nasi secara umumnya masih kurang terekspos ke luar. "Kalau tau ada pantai seperti pasti orang akan datang," tuturnya.
Kasim yakin jika diurus dengan baik, kemudian didukung infrastruktur dan fasilitas memadai seperti penginapan, toilet, pusat jajanan dan transportasi, maka Pantai Demit ini bisa menarik banyak wisatawan.[OKZ]
loading...
Post a Comment