Gelombang tsunami pernah meluluh-lantakan Meulaboh, Ibukota Aceh Barat. Kota kelahiran Teuku Umar yang terletak sekitar 175 km tenggara Banda Aceh itu nyaris lenyap dari peta.
Kota terbesar di pesisir barat selatan itu cepat sekali bangkit. Berbagai sektor pembangunan mulai dibangun kembali. Pelabuhan kembali dibuka dan masyarakat pun beraktifitas seperti biasa. Dengan bantuan lembaga donor dan keuletan masyarakatnya, Meulaboh pun pulih kembali. Kini, Meulaboh sudah kembali menjadi pusat perdagangan dan jasa.
Di bawah Bupati HT Alaidinsyah, pembangunan Aceh Barat yang mencakup semua kegiatan daerah mulai dikebut dan dikelola bersama masyarakat. Titik berat pembangunan difokuskan pada pembangunan ekonomi kerakyatan melalui peningkatan dan perluasan lahan pertanian. Sektor pertanian merupakan penggerak utama ekonomi Aceh Barat. Kabupaten ini dikenal sebagai wilayah agraris yang memiliki potensi lahan pertanian cukup besar, terutama di daerah pedalaman. Pertanian merupakan sumber pencaharian utama sebagian besar masyarakat di wilayah ini.
Tanaman pangan yang dikembangkan meliputi padi sebagai komoditi utama dan juga palawija, seperti jagung, kacang kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar. Luas lahan pertanian per 2011 mencapai 13.585 hektar, masing-masing padi sawah seluas 12.884 hektar, dan padi ladang seluas 701 hektar.
Dengan luas tersebut, hasil produksi panen mencapai 56.569 ton, berasal dari 55.166 ton padi sawah, dan 1.403 ton padi ladang. Kecamatan Pante Ceureumen, Woyla dan Kaway XVI menjadi daerah penghasil padi sawah terbesar di Aceh Barat, sementara Sungai Mas menjadi pusat padi ladang.
Selain hasil padi tersebut, Aceh Barat juga unggul dari sektor pertanian palawija, terutama kacang tanah dan ubi kayu. Produksi kedua komoditi ini di tahun 2011 masing-masing sebesar 3.258 ton dan 944 ton. Tak hanya itu, padi dan palawija, Kabupaten yang terkenal dengan Kupiah Meukeutop ini juga kaya dengan produksi buah-buahan, seperti durian, rambutan, langsat dan semangka. Produksi durian pada tahun 2011 mencapai 405 ton, tertinggi di banding tahun-tahun sebelumnya.
Potensi daerah
Aceh Barat tak hanya kaya dengan hasil pertanian. Letak kabupaten ini yang berbatasan langsung dengan laut juga membuat hasil dari sektor perikanan melimpah. Produksi perikanan di Aceh Barat berasal dari hasil budidaya dan perikanan tangkap. Budidaya perikanan di daerah ini berupa tambak, kolam dan perairan umum. Perikanan tangkap di laut dan pantai merupakan komoditi unggulan
Hasil produksi tambak selama tahun 2011 mencapai 21,13 ton yang berupa ikan bandeng, udang windu dan ikan nila. Budidaya tambak ini diusahakan dalam kecamatan Samatiga yang sebagian besar wilayahnya berbatasan langsung dengan laut.
Sementara budidaya kolam menghasilkan produksi yang lebih besar yaitu 92,03 ton. Budidaya ini diusahakan di semua kecamatan dalam kabupaten Aceh Barat, budidaya terluas terletak di Kecamatan Meureubo dan Samatiga. Ikan yang banyak dipanen adalah jenis ikan mas, ikan nila dan ikan lele.
Hasil budidaya perikanan terbesar dihasilkan dari perairan umum yang mencapai 113,49 ton. Kecamatan Meureubo menyumbang produksi terbesar. Diikuti oleh Kecamatan Arongan Lambalek, Kaway XVI dan Pante Ceureumen.
Perikanan tangkap di laut adalah mata pencarian utama penduduk Aceh Barat, yang merupakan daerah pesisir. Hasil perikanan ini sangat besar mencapai 12.723,72 ton selama tahun 2011 dengan nilai 311,71 milyar rupiah. Hasil ini terdiri dari ikan sebanyak 11 234,44 ton, udang sejumlah 1 432,29 ton, kepiting 44,60 ton dan cumi-cumi 12,40 ton. Angka ini meningkat dibanding tahun sebelumnya dengan produksi 11.202,63 ton atau senilai 289,01 miliar rupiah. Kecamatan penyumbang hasil perikanan tangkap terbesar adalah daerah yang berbatasan langsung dengan pantai seperti Meureubo dan Johan Pahlawan.
Bila dirinci per bulannya, produksi ikan paling banyak dihasilkan pada periode April-September yang mencapai lebih dari 1000 ton setiap bulannya. Sedangkan pada bulan-bulan lain, hasil perikanan yang berhasil ditangkap dibawah 1000 ton. Sepanjang tahun 2011 armada penangkapan perikanan laut berjumlah 803 unit, meningkat dibanding tahun 2010 yaitu 751 unit. Armada perahu bermotor lebih banyak dipakai oleh nelayan Aceh Barat.
Sebagai wilayah yang letak geografis-nya berada pada ketinggian 0-150 m dibawah permukaan laut (dpl), Aceh Barat juga sangat aktif mengembangkan sektor perkebunan seperti kelapa sawit, kelapa, kopi, coklat, nilam, karet dan lain sebagainya.
Pada tahun 2010 luas kebun karet dan kelapa sawit yang diusahakan rakyat mencapai 23.862,37 dan 5.709 hektar. Dengan luas lahan tersebut dihasilkan produksi karet dan kelapa sawit sebesar 13.259,50 dan 52.091,24 ton. Lahan karet terbesar berada di kecamatan Woyla Barat, Kaway XVI dan Arongan Lambalek. Sedangkan lahan perkebunan sawit rakyat terluas terdapat di Kecamatan Kaway XVI, Meureubo dan Arongan Lambalek.
Sekalipun dihantam dengan dahsyat oleh gelombang tsunami, Aceh Barat tetap tegar dan bangkit seperti semula. Meulaboh yang sebelumnya bernama Pasi Karam, benar-benar tak jadi karam, oleh tsunami sekali pun. Secara perlahan, Aceh Barat terus membangun dan memajukan berbagai potensi daerah, seperti semangat Teuku Umar yang pantang menyerah. [diolah dari berbagai sumber]
------
Objek Wisata di Kabupaten Aceh Barat
Meulaboh tak hanya terkenal dengan wisata sejarah, seperti makam Teuku Umar di kawasan Tutut, Kaway XVI. Cukup banyak objek wisata lain yang menawarkan sejuta pesona. Ini beberapa di antaranya:
1. Lhok Geudong, Kecamatan Johan Pahlawan
2. Pantai Ujong Karang, Kecamatan Johan Pahlawan
3. Pantai Kasih, Kecamatan Johan Pahlawan
4. Pantai Ujong Batee, Kecamatan Johan Pahlawan
5. Pantai Suak Ribee, Kecamatan Johan Pahlawan
6. Pantai Batu Putih, Kecamatan Johan Pahlawan
7. Pantai Lhok Bubon, Kecamatan Samatiga
8. Pantai Suak Geudeubang, Kecamatan Samatiga
9. Pantai Lanaga, Kecamatan Meureubo
10. Krueung Cangkoi, Kecamatan Johan Pahlawan
11. Krueng Tutut, Kecamatan Sungai Mas
12. Geunang Geudong, Kecamatan Kaway XVI
13. Krueng Sikundo, Kecamatan Pante Ceureumen
14. Geunang Unyan, Kecamatan Panton Reu
15. Laot Lambalek, Kecamatan Arongan Lambalek
16. Pantai Geunang Buloh, Kecamatan Pante Ceureumen
Kota terbesar di pesisir barat selatan itu cepat sekali bangkit. Berbagai sektor pembangunan mulai dibangun kembali. Pelabuhan kembali dibuka dan masyarakat pun beraktifitas seperti biasa. Dengan bantuan lembaga donor dan keuletan masyarakatnya, Meulaboh pun pulih kembali. Kini, Meulaboh sudah kembali menjadi pusat perdagangan dan jasa.
Di bawah Bupati HT Alaidinsyah, pembangunan Aceh Barat yang mencakup semua kegiatan daerah mulai dikebut dan dikelola bersama masyarakat. Titik berat pembangunan difokuskan pada pembangunan ekonomi kerakyatan melalui peningkatan dan perluasan lahan pertanian. Sektor pertanian merupakan penggerak utama ekonomi Aceh Barat. Kabupaten ini dikenal sebagai wilayah agraris yang memiliki potensi lahan pertanian cukup besar, terutama di daerah pedalaman. Pertanian merupakan sumber pencaharian utama sebagian besar masyarakat di wilayah ini.
Tanaman pangan yang dikembangkan meliputi padi sebagai komoditi utama dan juga palawija, seperti jagung, kacang kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar. Luas lahan pertanian per 2011 mencapai 13.585 hektar, masing-masing padi sawah seluas 12.884 hektar, dan padi ladang seluas 701 hektar.
Dengan luas tersebut, hasil produksi panen mencapai 56.569 ton, berasal dari 55.166 ton padi sawah, dan 1.403 ton padi ladang. Kecamatan Pante Ceureumen, Woyla dan Kaway XVI menjadi daerah penghasil padi sawah terbesar di Aceh Barat, sementara Sungai Mas menjadi pusat padi ladang.
Selain hasil padi tersebut, Aceh Barat juga unggul dari sektor pertanian palawija, terutama kacang tanah dan ubi kayu. Produksi kedua komoditi ini di tahun 2011 masing-masing sebesar 3.258 ton dan 944 ton. Tak hanya itu, padi dan palawija, Kabupaten yang terkenal dengan Kupiah Meukeutop ini juga kaya dengan produksi buah-buahan, seperti durian, rambutan, langsat dan semangka. Produksi durian pada tahun 2011 mencapai 405 ton, tertinggi di banding tahun-tahun sebelumnya.
Potensi daerah
Aceh Barat tak hanya kaya dengan hasil pertanian. Letak kabupaten ini yang berbatasan langsung dengan laut juga membuat hasil dari sektor perikanan melimpah. Produksi perikanan di Aceh Barat berasal dari hasil budidaya dan perikanan tangkap. Budidaya perikanan di daerah ini berupa tambak, kolam dan perairan umum. Perikanan tangkap di laut dan pantai merupakan komoditi unggulan
Hasil produksi tambak selama tahun 2011 mencapai 21,13 ton yang berupa ikan bandeng, udang windu dan ikan nila. Budidaya tambak ini diusahakan dalam kecamatan Samatiga yang sebagian besar wilayahnya berbatasan langsung dengan laut.
Sementara budidaya kolam menghasilkan produksi yang lebih besar yaitu 92,03 ton. Budidaya ini diusahakan di semua kecamatan dalam kabupaten Aceh Barat, budidaya terluas terletak di Kecamatan Meureubo dan Samatiga. Ikan yang banyak dipanen adalah jenis ikan mas, ikan nila dan ikan lele.
Hasil budidaya perikanan terbesar dihasilkan dari perairan umum yang mencapai 113,49 ton. Kecamatan Meureubo menyumbang produksi terbesar. Diikuti oleh Kecamatan Arongan Lambalek, Kaway XVI dan Pante Ceureumen.
Perikanan tangkap di laut adalah mata pencarian utama penduduk Aceh Barat, yang merupakan daerah pesisir. Hasil perikanan ini sangat besar mencapai 12.723,72 ton selama tahun 2011 dengan nilai 311,71 milyar rupiah. Hasil ini terdiri dari ikan sebanyak 11 234,44 ton, udang sejumlah 1 432,29 ton, kepiting 44,60 ton dan cumi-cumi 12,40 ton. Angka ini meningkat dibanding tahun sebelumnya dengan produksi 11.202,63 ton atau senilai 289,01 miliar rupiah. Kecamatan penyumbang hasil perikanan tangkap terbesar adalah daerah yang berbatasan langsung dengan pantai seperti Meureubo dan Johan Pahlawan.
Bila dirinci per bulannya, produksi ikan paling banyak dihasilkan pada periode April-September yang mencapai lebih dari 1000 ton setiap bulannya. Sedangkan pada bulan-bulan lain, hasil perikanan yang berhasil ditangkap dibawah 1000 ton. Sepanjang tahun 2011 armada penangkapan perikanan laut berjumlah 803 unit, meningkat dibanding tahun 2010 yaitu 751 unit. Armada perahu bermotor lebih banyak dipakai oleh nelayan Aceh Barat.
Sebagai wilayah yang letak geografis-nya berada pada ketinggian 0-150 m dibawah permukaan laut (dpl), Aceh Barat juga sangat aktif mengembangkan sektor perkebunan seperti kelapa sawit, kelapa, kopi, coklat, nilam, karet dan lain sebagainya.
Pada tahun 2010 luas kebun karet dan kelapa sawit yang diusahakan rakyat mencapai 23.862,37 dan 5.709 hektar. Dengan luas lahan tersebut dihasilkan produksi karet dan kelapa sawit sebesar 13.259,50 dan 52.091,24 ton. Lahan karet terbesar berada di kecamatan Woyla Barat, Kaway XVI dan Arongan Lambalek. Sedangkan lahan perkebunan sawit rakyat terluas terdapat di Kecamatan Kaway XVI, Meureubo dan Arongan Lambalek.
Sekalipun dihantam dengan dahsyat oleh gelombang tsunami, Aceh Barat tetap tegar dan bangkit seperti semula. Meulaboh yang sebelumnya bernama Pasi Karam, benar-benar tak jadi karam, oleh tsunami sekali pun. Secara perlahan, Aceh Barat terus membangun dan memajukan berbagai potensi daerah, seperti semangat Teuku Umar yang pantang menyerah. [diolah dari berbagai sumber]
------
Objek Wisata di Kabupaten Aceh Barat
Meulaboh tak hanya terkenal dengan wisata sejarah, seperti makam Teuku Umar di kawasan Tutut, Kaway XVI. Cukup banyak objek wisata lain yang menawarkan sejuta pesona. Ini beberapa di antaranya:
1. Lhok Geudong, Kecamatan Johan Pahlawan
2. Pantai Ujong Karang, Kecamatan Johan Pahlawan
3. Pantai Kasih, Kecamatan Johan Pahlawan
4. Pantai Ujong Batee, Kecamatan Johan Pahlawan
5. Pantai Suak Ribee, Kecamatan Johan Pahlawan
6. Pantai Batu Putih, Kecamatan Johan Pahlawan
7. Pantai Lhok Bubon, Kecamatan Samatiga
8. Pantai Suak Geudeubang, Kecamatan Samatiga
9. Pantai Lanaga, Kecamatan Meureubo
10. Krueung Cangkoi, Kecamatan Johan Pahlawan
11. Krueng Tutut, Kecamatan Sungai Mas
12. Geunang Geudong, Kecamatan Kaway XVI
13. Krueng Sikundo, Kecamatan Pante Ceureumen
14. Geunang Unyan, Kecamatan Panton Reu
15. Laot Lambalek, Kecamatan Arongan Lambalek
16. Pantai Geunang Buloh, Kecamatan Pante Ceureumen
loading...
Post a Comment