LHOKSEUMAWE, Junaidi alias Beureujuk terduga komplotan Din Minimi yang tewas ditembak oleh Polisi di kawasan SPBU Batuphat, Kecamatan Muara Satu, Lhokseumawe, Kamis, 27 Agustus 2015, kini meninggalkan dua orang anak dari pasangan istri Cut Lilis Suryani 26 tahun.
Cut Lilis Suryani 26 tahun, atau istri Junaidi alias Beureujuk, mengatakan, saya tidak tahu apa-apa terkait masalah yang menimpa suami saya. Menurutnya, suaminya bukan anggota Din Minimi, terlebih lagi soal angkat senjata saya tidak tahu betul masalah itu.
“Saya sempat ketemu terakhir kalinya sebelum kejadian tersebut, dan memang beliau sudah tiga bulan tidak pulang ke rumah. Suami saya mencari rezeki seperti halnya masyarakat sipil biasa, tidak ada pekerjaan tetap, dimana ada pekerjaan disitulah menjadi mata pencahariannya,” katanya saat ditemui LINTASNASIONAL.Com, di rumah duka, Jumat 28 Agustus 2015 sekitar pukul 12.30 WIB siang tadi.
Lanjutnya, saya merasa sangat sedih sudah kehilangan sang suami, sedangkan saya sendiri tidak ada pekerjaan apapun hanya ibu rumah tangga biasa. “Jangankan pekerjaan, tempat tinggal atau rumah pun tidak ada. Selama ini kami hanya numpang tinggal di rumah mertua dan kini kami sudah memiliki dua anak masih kecil, usia anak saya Nadilatul Askiya lima tahun dan Cut Rahmi satu tahun enam bulan,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
“Bagaimana rasanya sungguh sedih sekali, kenapa suami saya sampai ditembak langsung seperti itu. Jika pun mereka (Polisi) menganggap Junaidi alias Beureujuk sudah bersalah kenapa tidak dilumpuhkan ditembak kaki saja dan mengapa harus ditembak hingga tewas seperti itu,” ungkapnya.
Ia menambahkan, kami tidak bisa berbuat apa-apa atas kejadian ini dan kita hanya mampu berdoa yang terbaik untuk almarhum. “Mungkin ini sudah ajalnya maka saya pun tidak terlalu berbesar hati atas meninggal suami karena hal ini hanya Allah yang menentukannya, hanya saja saya sedih yang sangat mendalam atas kejadian ini,” ujar Cut Lilis Suryani atau istri Junaidi alias Beureujuk.(lintasnasional.com)
Cut Lilis Suryani 26 tahun, atau istri Junaidi alias Beureujuk, mengatakan, saya tidak tahu apa-apa terkait masalah yang menimpa suami saya. Menurutnya, suaminya bukan anggota Din Minimi, terlebih lagi soal angkat senjata saya tidak tahu betul masalah itu.
“Saya sempat ketemu terakhir kalinya sebelum kejadian tersebut, dan memang beliau sudah tiga bulan tidak pulang ke rumah. Suami saya mencari rezeki seperti halnya masyarakat sipil biasa, tidak ada pekerjaan tetap, dimana ada pekerjaan disitulah menjadi mata pencahariannya,” katanya saat ditemui LINTASNASIONAL.Com, di rumah duka, Jumat 28 Agustus 2015 sekitar pukul 12.30 WIB siang tadi.
Lanjutnya, saya merasa sangat sedih sudah kehilangan sang suami, sedangkan saya sendiri tidak ada pekerjaan apapun hanya ibu rumah tangga biasa. “Jangankan pekerjaan, tempat tinggal atau rumah pun tidak ada. Selama ini kami hanya numpang tinggal di rumah mertua dan kini kami sudah memiliki dua anak masih kecil, usia anak saya Nadilatul Askiya lima tahun dan Cut Rahmi satu tahun enam bulan,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
“Bagaimana rasanya sungguh sedih sekali, kenapa suami saya sampai ditembak langsung seperti itu. Jika pun mereka (Polisi) menganggap Junaidi alias Beureujuk sudah bersalah kenapa tidak dilumpuhkan ditembak kaki saja dan mengapa harus ditembak hingga tewas seperti itu,” ungkapnya.
Ia menambahkan, kami tidak bisa berbuat apa-apa atas kejadian ini dan kita hanya mampu berdoa yang terbaik untuk almarhum. “Mungkin ini sudah ajalnya maka saya pun tidak terlalu berbesar hati atas meninggal suami karena hal ini hanya Allah yang menentukannya, hanya saja saya sedih yang sangat mendalam atas kejadian ini,” ujar Cut Lilis Suryani atau istri Junaidi alias Beureujuk.(lintasnasional.com)
loading...
Post a Comment