Aceh Utara - Tim Siluman Polda Aceh bersama personel Polres Lhokseumawe hingga Jumat (21/8) sore masih memburu empat pria anggota kelompok Nurdin bin Ismail alias Din Minimi(37) yang kabur ke arah hutan seusai kontak tembak dengan polisi, Kamis (20/8) sore. Perburuan lanjutan itu dilakukan dengan menyisir perbukitan di Kecamatan Geureudong Pase, Aceh Utara.
Seperti diberitakan kemarin, dalam baku tembak pada Kamis (20/8) sekitar pukul 17.10 WIB di kawasan Pulo Meuria, Kecamatan Geureudong Pase, Aceh Utara, dengan lima anggota Din Minimi, polisi menembak hingga tewas Ridwan (35), warga Desa Pulo Meuria. Kemarin pagi, jenazah Ridwan sudah diserahkan kepada keluarganya setelah semalaman disemayamkan di Rumah Sakit Umum (RSU) Cut Meutia, Buketrata, Aceh Utara.
Kapolda Aceh, Irjen Pol Drs Husein Hamidi melalui Direktur Reserse Kriminal Umum (Dir Reskrim Um) Polda Aceh, Kombes Pol Nurfallah kepada Serambi menyebutkan, Tim Siluman Polda Aceh dibantu Polres Lhokseumawe terus memburu empat anggota Din Minimi yang kabur dengan membawa senjata api (senpi).
Berdasarkan hasil penyelidikan, kata Kombes Nurfallah, Ridwan dan Beurujuek pernah menyetorkan uang Rp 35 juta kepada Din Minimi, hasil pemerasan dari Hamdani (45), warga Desa Mane Kareung, Kecamatan Blang Mangat, Kota Lhokseumawe yang diculik pada 31 Juli 2015. Uang hasil pemerasan itu awalnya berjumlah Rp 80 juta.
Info ini didapat polisi dari tersangka lainnya yang sudah duluan diringkus dan ditahan di sel Mapolres Lhokseumawe.
“Jika salah satu dari empat orang yang buron itu tertangkap, maka dapat dipastikan mereka ada menyetor uang ke Din Minimi,” katanya.
Kombes Pol Nurfallah juga mengimbau kelompok tersebut supaya segera menyerahkan diri kepada polisi demi keselamatannya. “Kami sudah mengetahui lokasi persembunyian mereka. Oleh karena itu, jika tidak menyerah diri, mereka akan terus kita gempur,” ujar Nurfallah.
Kalau mereka menyerahkan diri, lanjut Nurfallah, maka mereka bisa selamat dan tentu akan ada keringanan dalam proses penyidikan dan persidangan nantinya. “Tapi jika tidak menyerahkan diri, maka polisi akan terus mengejar mereka,” imbuhnya.
Ia sebutkan, selama ini polisi sering mendapat bantuan informasi dari masyarakat Langkahan, Paya Bakong, Geuredong Pase, Kabupaten Aceh Utara, juga dari masyarakat Pante Bidari dan Indra Makmur, Kabupaten Aceh Timur, terkait pergerakan kelompok bersenpi itu.
Polisi, kata Nurfallah, sangat mengapresiasi dan berterima kasih kepada warga atas sikapnya yang kooperatif itu.
Sementara itu, Kapolres Lhokseumawe, AKBP Anang Triarsono menyebutkan, setelah terjadi kontak tembak Kamis sore, polisi tidak langsung melakukan penyisiran, karena kondisi sudah malam hari. Tapi pada malam itu personel tetap berada di sekitar lokasi kejadian.
“Penyisiran baru kita lakukan pada pagi harinya. Berdasarkan informasi masyarakat, mereka menggunakan senjata api laras panjang, seperti AK-56 dan AK-47,” ujarnya saat menggelar konferensi pers di Mapolres Lhokseumawe kemarin.
Kapolres menegaskan, polisi akan terus melakukan penyisiran untuk mengejar kelompok Din Minimi. “Jadi, sebelum tertangkap ataupun tertembak dalam kontak tembak sebagaimana yang dialami Ridwan, kita harapkan teman-temannya segera menyerahkan diri,” tegasnya.
Kapolres juga menyebutkan bahwa jenazah Ridwan yang divisum dan sempat disemayamkan satu malam di RSU Cut Meutia telah dikembalikan kepada keluarganya kemarin naik ambulans rumah sakit tersebut, untuk dikebumikan. (aceh.tribunnews,com)
loading...
Post a Comment