Lhokseumawe – Bibir pantai yang diapit oleh dua pabrik vital raksasa di Rancong Kota Lhokseumawe setelah dijadikan markas militer saat konflik kini berubah menjadi tempat rekreasi kaula muda, anak-anak hingga orang dewasa umumnya warga Kota Lhokseumawe dan Aceh Utara.
Meskipun bibir pantai sedikit tercemar oleh sampah Lokasi wisata lokal tersebut selain dijadikan sebagai tempat bermadu kasih muda-mudi juga menjadi tempat berjualan oleh warga setempat. Tempat duduk seperti rangkang / jamboe yang berdinding setengah pada umunya bervariasi.
Muda-mudi umumnya berkantong tipis apalagi kalangan mahasiswa sehingga hanya sanggup mengakses tempat-tempat rekreasi biasa-biasa saja umumnya tidak ke Medan atau ketempat wisata hebat lain di Indonesia. Mereka lebih memilih jalan sore ke Rancong untuk bercinta.
Kondisi tersebut dimanfaatkan oleh sekelompok pemuda warga setempat, muda-mudi yang kedapetan berciuman dan berpelukan tidak segan-segan ditangkap dengan cara yang sangat persuasif, tidak dipukul atau pun ditampar apalagi dimandikan dengan air comberan.
Anak muda yang telah ditangkap dibawa kehutan untuk diinterogasi dengan ancaman akan dibawa kekantor WH.
Penangkapan bermodus penegakan Syari’at Islam di dekat pelabuhan PT Arun tersebut setelah diintrogasi umumnya berujung pada pemerasan “Pilih kasih uang atau dibawa ke kantor WH” ungkap HD salah seorang mahasiswa asal Lhokseumawe.
Muda-mudi yang terbukti melakukan adegan peluk cium itu, tidak bisa berbuat banyak selain memilih untuk memberikan sejumlah uang tunai. Ada juga yang benar-benar hanya memiliki uang 10.000 dan dua unit handphone, karena uang tidak cukup sehingga hp pun harus diberikan kepada sang penegak syari’at agar kasus ditutup di TKP.
Menurut pengakuan warga setempat mereka meminta uang sebesar 200.000 ,“Tergantung sikap dan cara orang yang ditangkap, paling sedikit 50.000 diminta, kalau tidak ada uang Hp juga bisa dijadikan sebagai alat pembayaran pelanggaran syari’at.
Tentunya jika begini ceritanya, ditemukannya orang "Sedang nikmati asyuk masyuk muda-mudi, di kawasan itu, juga menjadi nikmat bagi orang -orang yang meraup keuntungan dengan menerima bayaran untuk bebas dari ancaman hukuman syariah. Korbannya tidak lain adalah Para pecinta berekonomi sepi, dibawah goni capli (cabe) pun jadi asal ada rasa geli..ha..ha" (acehtraffic.com)
loading...
Post a Comment