AMP - Gunung Halimon tempat tonggak pertama sejarah Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dipancang. 4 Desember 1976, Hasan Tiro mendirikan gerakan tersebut. Kini tonggak itu sunyi di ketinggian bukit barisan.
Halimon merupakan medan yang berat. Jauhnya sekitar 18 kilometer dari Tangse. Tepatnya di Desa Blang Pandang, Kecamatan Tangse, Kabupaten Pidie. Di kaki bukit itu sawah membentang dengan panorama yang menakjubkan.
Jalan ke Halimon baru dirintis tahun 2003 lalu. Itu pun tak sampai kaki bukit. Untuk menuju puncak harus menelusuri jalan setapak yang berkelok sejauh 12 kilometer. Perjalanan ke sana susah, karena sering berkabut. Di puncak gunung itulah Hasan Tiro memproklamirkan GAM.
Ketika Aceh bergolak dengan konflik, tak ada yang berani ke sana, kecuali beberapa tentara. Itu pun hanya sebatas kaki bukit saja. Masa pemerintah menerapkan Daerah Operasi Militer (DOM) di Aceh, Halimon diklaim sebagai daerah hitam. “Butuh waktu lima jam untuk bisa sampai puncak. Bukitnya sangat terjal, kita harus memutar haluan,” jelas Ambiya, warga Desa Blang Pandak Kecamatan Tangse.
Untuk menembus belantara Halimon bukanlah mudah. Sepanjang jalan setapak banyak binatang buas. “Pacat juga banyak,” lanjut Ambiya. Pacat merupakan binatang penghisap darah sejenis lintah darat, bentuknya mirip cacing. “Bila digigit kemungkinan besar akan merobek jaringan kulit dan bisa-bisa menembus jaringan tubuh hingga dia keluar melalui anus (dubur) kita,” ungkap Ambiya.
Memasuki perbukitan gunung Halimon, berbagai pantangan harus dilakukan. Di antaranya, tidak boleh bersiul maupun berbicara dengan suara nyaring. “Ini pantangan, bila tak diindahkan maka guyuran hujan deras akan terjadi sepanjang jalan. Bila naik ke sama dengan niat jahat akan tersesat. Di lereng Halimon banyak makam para aulia,” jelas Ambiya.
Di puncak Gunung Halimon terdapat hamparan tanah datar. Bila cuaca cerah dari sana akan terlihat Kota Beureunuen seperti berada dalam jurang. Gunung ini letaknya sangat strategis karena bisa menembus ke Tangse, Geumpang, Tiro, hingga ke kawasan Cuba kecamatan Bandar Baru, Kabupaten Pidie Jaya.
Di mata mantan tentara GAM, Halimon merupakan tempat yang sangat bersejarah. Selain di puncak gunung itu GAM dideklarasikan, di situ pula Hasan Tiro memberikan pendidikan politik tentang Aceh dan latihan militer bagi pasukan GAM generasi pertama yang sebelumnya dikenal sebagai kelompok Aceh Merdeka. “Karena itu dulu Wali merencanakan menabalkan nama Halimon sebagai nama Universitas bila Aceh jaya,” kenang mantan Panglima GAM Wilayah Pidie, Sardjani Abdullah.
Namun sejarah itu hilang berganti hingga para personel TNI mengibarkan Bendera Merah Putih raksasa di Gunung Cot Khan Halimon, Tiro, Kabupaten Pidie. bendera merah dikibarkan melalui upacara puncak peringatan HUT Republik Indonesia ke 70 bersama warga, Senin (17/8/2015).
Gunung Cot Khan merupakan lokasi Muhammad Hasan di Tiro mendeklarasikan Aceh Merdeka pada 4 Desember 1976. Dari sinilah Hasan Tiro pertama kali mengobarkan perang kepada Pemerintah Indonesia selama 30 tahun, yang dinilai tak adil terhadap Aceh.
Dilansir okezone.com Senin 17 Agustus 2015, Kepala Penerangan Kodam Iskandar Muda, Kolonel Machfud mengatakan, pengibaran bendera di lokasi bekas markas Hasan Tiro itu atas inisiatif masyarakat, dalam rangka HUT RI. "Tidak ada simbol apa-apa, itu inisiatif masyarakat," katanya kepada wartawan usai upacara memperingati detik-detik proklamasi kemerdekaan RI di Lapangan Blang Padang, Banda Aceh.
Menurutnya, upacara pengibaran bendera di Gunung Cot Khan Halimon digelar pagi tadi, bersamaan dengan upacara peringatan HUT RI di Lapangan Blang Padang. Upacara dihadiri TNI bersama masyarakat. "Irupnya masyarakat," ujarnya.
Bendera merah putih yang dikibarkan dalam upacara di sana berukuran 20x25 meter. Biaya pembuatan bendera itu diperkirakan mencapai Rp25 juta.
Menurut informasi dihimpun, pengibaran bendera di Gunung Cot Khan Halimon diputuskan setelah Komandan Korem Lilawangsa, berdiskusi dengan mantan petinggi Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Eks Menteri Pertahanan GAM, Zakaria Saman kemudian mempersilakan pengibaran bendera di lokasi titik awal kebangkitan GAM itu.
Menurutnya setelah perdamaian, Aceh sudah kembali jadi bagian Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jauh hari sebelum 17 Agustus, prajurit TNI bersama masyarakat bergotong royong membuka jalan dan membersihkan ke lokasi. Kemudian mengangkut segala keperluan upacara seperti tiang dan bendera raksasa.
Sepanjang jalan menuju lokasi tersebut juga dipasang Bendera Merah Putih. Lokasi pengibaran merah putih raksasa ini diperkirakan membutuhkan waktu tiga jam jalan kaki dari pemukiman Tangse.
Hal tersebut menjadi buah bibir dari kalangan masyarakat Aceh yang menilai pemerintah Aceh telah mengkhianati tempat deklarasi kemerdekaan Aceh yang di pelopori oleh Tgk. Hasan M. di Tiro.
Sumber: Okezone/iskandarnorman
loading...
Post a Comment