Foto dokumen Ketua Umum AHF Adi Maros saat menemui Din Minimi dan Junaidi alias Beurijuek (almarhum). @Dok. - |
AMP -
Ketua Umum Aceh Human Foundation ( AHF) Abdul Hadi Abidin akrab disapa
Adi Maros mengajak semua lembaga peduli terhadap kelompok Din Minimi.
Hal ini disampaikan Adi Maros saat dikonfirmasi portalsatu.com, Sabtu 29
Agustus 2015.
“AHF mengajak semua lembaga peduli terhadap kelompok DM. Lembaga AHF sendiri terus berupaya berkomunikasi dengan DM agar bisa kembali kepada masyarakat,” ujar Adi Maros.
Menurutnya, kasus Din Minimi Cs akan ada solusinya jika gubernur Aceh membuka ruang kepada kelompok bersenjata tersebut. Ia yakin gubernur tidak akan mungkin diam saja melihat tumpahan darah dari rakyatnya sendiri.
“ AHF yakin pasti ada solusinya, gubernur tidak mungkin menutup mata hatinya, melihat darah membasahi tanah Aceh yang kita cintai ini”, katanya.
Terkait penembakan anak buah DM seperti Ridwan dan Junaidi alias Beurijuek, AHF meminta polisi untuk menyelesaikan kasus kelompok bersenjata itu secara persuasif, bukan dengan kekerasan.
“ Dan AHF meminta gubernur untuk mencabut kembali ucapannya bahwa masalah kelompok DM diserahkan ke polisi semata untuk menangkap mereka hidup atau mati. Mereka perlu dihargai bukan untuk dibasmi,” ujar Adi Maros.
Menurut Adi, selama ini gubernur tereksan alergi terhadap kelompok DM, buktinya sama sekali tidak pernah peduli sampai terjadi pertumpahan darah.
“Mereka semua kelompok DM jelas asal usulnya, mereka semua dari mantan- mantan kombatan pejuang Aceh yang sudah mempertaruhkan nyawanya di masa lalu, bahkan sampai sekarang mereka tetap berkorban,” kata Adi lagi.
AHF sependapat dan mendukung apa yang telah disampaikan Ketua Fraksi PAN DPR Aceh melalui media. “Kemana (Fraksi) DPR -DPR lain yang hanya diam dan menonton saja darah yang keluar dari tubuh rakyat Aceh,” Adi mempertanyakan.
“AHF berharap penuh gubernur bertangung jawab atas nyawa yang sudah melayang dan pemerintah pusat juga harus peduli, dipahami secara wajar mereka (kelompok DM) semua adalah anak- anak yang meminta sedikit perhatian dari orang tuanya yang selama ini terabaikan,” ujar Adi
“AHF mengajak semua lembaga peduli terhadap kelompok DM. Lembaga AHF sendiri terus berupaya berkomunikasi dengan DM agar bisa kembali kepada masyarakat,” ujar Adi Maros.
Menurutnya, kasus Din Minimi Cs akan ada solusinya jika gubernur Aceh membuka ruang kepada kelompok bersenjata tersebut. Ia yakin gubernur tidak akan mungkin diam saja melihat tumpahan darah dari rakyatnya sendiri.
“ AHF yakin pasti ada solusinya, gubernur tidak mungkin menutup mata hatinya, melihat darah membasahi tanah Aceh yang kita cintai ini”, katanya.
Terkait penembakan anak buah DM seperti Ridwan dan Junaidi alias Beurijuek, AHF meminta polisi untuk menyelesaikan kasus kelompok bersenjata itu secara persuasif, bukan dengan kekerasan.
“ Dan AHF meminta gubernur untuk mencabut kembali ucapannya bahwa masalah kelompok DM diserahkan ke polisi semata untuk menangkap mereka hidup atau mati. Mereka perlu dihargai bukan untuk dibasmi,” ujar Adi Maros.
Menurut Adi, selama ini gubernur tereksan alergi terhadap kelompok DM, buktinya sama sekali tidak pernah peduli sampai terjadi pertumpahan darah.
“Mereka semua kelompok DM jelas asal usulnya, mereka semua dari mantan- mantan kombatan pejuang Aceh yang sudah mempertaruhkan nyawanya di masa lalu, bahkan sampai sekarang mereka tetap berkorban,” kata Adi lagi.
AHF sependapat dan mendukung apa yang telah disampaikan Ketua Fraksi PAN DPR Aceh melalui media. “Kemana (Fraksi) DPR -DPR lain yang hanya diam dan menonton saja darah yang keluar dari tubuh rakyat Aceh,” Adi mempertanyakan.
“AHF berharap penuh gubernur bertangung jawab atas nyawa yang sudah melayang dan pemerintah pusat juga harus peduli, dipahami secara wajar mereka (kelompok DM) semua adalah anak- anak yang meminta sedikit perhatian dari orang tuanya yang selama ini terabaikan,” ujar Adi
Sumber: portalsatu.com
loading...
Post a Comment