Aceh Utara – Bak kisah di masa konflik silam, pemberitaan media yang tersaji dengan cepat terkadang belum tentu benar. Apalagi sumber informasi hanya berasal dari salah satu pihak. Mungkin juga begitu dengan kisah meninggalnya Ridwan (35) anggota Din Minimi warga Pulo Meuria Kecamatan Geureudong Pasee Aceh Utara. Kamis, 20 Agustus 2015 sore lalu.
Sumber acehbaru.com menyebutkan saat diserbu polisi Ridwan hanya sendirian di rumah, tidak anggota Din Minimi lain bersamanya sebagaimana yang banyak diberitakan.
Begitu juga dengan kejadian kontak tembak, Situs Juangnews.com merilis keterangan Abdisyah (50) abang kandung Ridwan, menurutnya tidak ada kontak tembak sore itu, Menurutnya hanya terjadi tembakan sepihak dari aparat kepolisian.
Dia mengisahkan saat korban disergap petugas, Ridwan dalam posisi berada dalam rumah dan hendak melarikan diri, lalu dipanggil dan ditembak dalam jarak dekat. Akibat terkena tembakan petugas korban langsung tersungkur meninggal dunia di samping rumah.
Pihak keluarga dilarang mendekat jenazah korban yang sudah tergeletak tak bernyawa, mereka diminta menjauh dari lokasi hingga dibawa ke rumah sakit Cut Meutia Lhokseumawe oleh pihak kepolisian.
“Tidak ada kontak tembak dengan anggota Din Minimi, saat tertembak korban sendiri pulang ke rumah karena menderita sakit. Letusan senjata terdengar diarahkan ke belakang rumah, mengenai serta melukai pohon,” Ungkap Abdisyah. Jumat, 21 Agustus 2015
Warga lain juga menyebutkan selain membawa jenazah Ridwan, polisi juga ikut membawa satu unit sepeda motor Yamaha RX King.
Klaim berbeda datang dari pihak kepolisian Lhokseumawe, Sebagaimana dilansir Viva.co.id Kepala Polres Lhokseumawe, AKBP Anang Triarsono, menyebutkan saat kejadian ada 4 anggota Din Minimi lainnya, namun mereka berhasil kabur. Ya, empat rekannya berhasil melarikan diri, sampai sekarang masih kita lakukan pengejaran,” Katanya.
loading...
Post a Comment