Aceh Utara – Gerakan Nurdin bin Ismail Amat alias Din Minimi yang melawan Pemerintah Aceh yang dipimpin oleh Gubernur Aceh, Zaini Abdullah dan wakil Muzakkir Manaf kian terjepit, bahkan satu persatu anggotanya tewas di terjang timah panas Aparat Kepolisian Aceh,
Sebelumnya, insiden kontak tembak antara Kelompok Din Minimi dengan 153 personil Aparat Kepolisian di kawasan Glee Bayu, Gampong Gintong, Kecamatan Grong-Grong, Pidie, pada hari Rabu (20/5) menewaskan 3 anggotanya yang bernama Ibrahim Yusuf (42), warga Gampong Ceurih Blang Mee, Kecamatan Delima, Pidie, Subki (32), warga Dusun Pulo, Aceh Utara, dan Yusliadi bin Rusli alias Mae Pong (27), warga Gampong Dusun Rimba Julok, Aceh Timur,
Dan puluhan anggota Din Minimi berhasil ditangkap oleh tim Polda Aceh, menurut laporan dari Kapolda Aceh Irjend Pol Husen Hamidi dalam konferensi pers, Senin (13/4) yang lalu di Mapolres Lhokseumawe mengumunkan yang di antaranya dengan nama initial anggota Din Minimi. RS, SH, AR, DK, AR, JN, MR, YM, ND, MA, IR, MS, MM, dan TB.
Namun kelompok Din Minimi yang terus diburu kali ini kembali memakan korban yang bernama Ridwan (anggota Kelompok Din Minimi) saat baku tembak diGampong Pulo Meuria, Kecamatan Geureudong Pase, Aceh Utara Kamis, (20/08) kemarin.(Baca: Kontak Tembak Di Geureudong Pase, Dikabarkan Satu Anggota Din Minimi Tewas)
Ridwan tewas dengan cara mengenaskan yang diterjang timah panas aparat kepolisian sat pulang kerumah mengantakan uang untuk istrinya.
Rentetan kejadian yang terjadi selama ini antara kelompok Din Minimi dengan aparat kepolisian Aceh ditanggapi oleh Teuku Dani yang merupakan salah seorang tokoh politikus Aceh yang sangat menyayangkan tragedi berdarah terus terjadi di bumi Aceh, apalagi sikon Aceh sudah terlihat membaik (kondusif) pasca MoU 10 tahun yang lalu,
“Dalam hal ini Pemerintah Aceh tidak boleh membiarkan situasi Damai ini menjadi keruh, Pemerintah Aceh harus mencari solusi yang terbaik tanpa adanya kekerasan maupun penghilangan nyawa”,Harap Dani.
Teuku Dani juga mengatakan bahwa tempo hari niat mantan Danrem 011/Lilawangsa Kolonel Inf Daniel Chardien untuk mengajak Kelompok Din Minimi turun gunung sudah ada titik temu namun niat tersebut sempat terganggu, ketika Aparat Kepolisian Aceh Timur memburu Kelompok din Minimi sehingga kontak tembak pun terjadi, saya kira hanya melalui pendekatan serta negoisasi, Pemerintah Aceh sebenarnya sudah memahami apa yang mereka inginkan, saya yakin Pemerintah Aceh pasti bisa untuk mendapatkan solusi yang indah, tidak perlu harus ada kontak senjata lagi di Aceh, coba Anda ingat konflik Aceh dengan Pemerintah Indonesia bisa selesai melalui MoU Helsinki, kenapa yang beginian tidak bisa? tandas Teuku Dani.
Sumber: statusaceh.com
loading...
Post a Comment