Halloween Costume ideas 2015
loading...

Dibalik Kecaman & Overacting Polda Aceh Dalam Kasus Tewasnya "Beurijuek"

Lhokseumawe - penembakan terhadap Junaidi alias brujuk salah seorang anggota kelompok bersenjata Din Minimi oleh aparat kepolisian sempat membuat panik sejumlah warga di  SPBU Batuphat.Kamis (27/08).

Kejadian tersebut dari pengakuan sejumlah saksi mata, Junaidi di tembak tidak jauh dari pengisian BBM yang termasuk dilingkungan SPBU.

Sumber statusaceh.com membbenarkan kalau korban yang ditembak tidak melarikan diri, karena kalaupun melarikan diri mungkin sangat sulit dikarenakan posisi SPBU dihalaman belakang terbentang dengan bukit yang tingginya mencapai 15 meter.

Selain itu sumber juga melihat sebelum korban ditembak, korban sempat ditodong dengan senjata laras panjang, dan korban angkat kedua tangan keatas seraya meminta ampun, tapi hal tersebut berakhir dengan letusan timah panas aparat kepolisian yang berseragam siap perang.

Setelah korban terdampar, salah seorang temannya yang duluan diringkus dibawa oleh polisi dengan menggunakan mobil Innova warna hitam metalic. tapi sumber menyebutkan tidak tau dibawa kemana, karena mereka takut untuk memberi info yang sedetilnya.

Sementara tembakan peringatan keatas menurut keterangan sumber, emang tidak ada peringatan, tapi yang ada tembakan ke tubuh korbanbebrapa kali sehingga tewas.

Keteranga tersebut sangat Kontra dengan pihak kepolisian.

Seperti ungkapan Kapolres Lhokseumawe AKBP Anang  Triarsono mengatakan, Juniadi alias Brejuk yang merupakan warga Nisam Antara, Aceh Utara tersebut , terpaksa ditembak oleh petugas karena mencoba melarikan diri.

Menurutnya, sebelumnya Pihak keamanan mendapatkan informasi dari masyarakat, bahwa ada salah seorang anggota kelompok “Din Minimi” sedang berada di SPBU Desa Batuphat. 

"saat melakukan penyergapan di TKP, dirinya mencoba untuk melarikan diri dan petugas sempat melepaskan tembakan peringatan ke udara, karena masih melarikan diri akhirnya petugas langsung menembak tersangka,"ujarnya.

 
Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Aceh, Irjen Pol Drs Husein Hamidi juga mengatakan hal yang sama disaat konferensi Pers di ruang Press conference Mapolda Aceh (28/08) mengatakan penembakan Junaidi alias Beurijuek sudah sesuai Standar Operasional Prosudur (SOP), sebak kata Kapolda, sebelum ditembak, polisi sudah terlebih dahulu mengeluarkan tembakan peringatan, namun korban tetap ngotot melarikan diri saat disergap di SPBU Batuphat, Kecamatan Muara Satu, Lhokseumawe.

Namun pasca kejadian tersebut, tindakan aparat kepolisianpun di kecam oleh sejumlah LSM, seperti pernyataan Aryos Nivada selaku pengamat Politik dan Keamanan di Aceh mengatakan polisi sudah menyalahi prosedur penanganan Kamtibmas. Kalaupun pelaku berusaha melarikan diri cukup di lumpuhkan bukan ditembak mati. Ini kesalahan fatal, karena korban (pelaku) tidak menggunakan senjata yang membahayakan. 
 
 “Jangan polisi memaknai dilumpuhkan itu ya ditembak mati, masa dengan keahlian menembak di bagian kaki tidak bisa, apalagi polisi jago bela diri masa tidak bisa melumpuhkan secara fisik setelah ditembak kakinya”.tutur Aryos Nivada


Selanjutnya YARA Lhokseumawe juga menuturkan, tindakan over akting aparat kepolisian yang mereka pertontonkan dihadapan umum tentunya ini bukan tindakan atau sikap yang baik,disamping beurijuk tidak melawan lansung dilakukan penembakan tentunya ini adalah pelanggaran HAM.

Siapapun orang yang melakukan tindakan kriminal pihak kepolisian seharusnya lebih awal memberi peringatan,jika pun ada upaya melakukan perlawanan ataupun melarikan diri penembakan dikaki sudah dianggap melumpuhkan.


Bukan hanya LSM, tapi organisasi pendidikan yaitu Mahasiswa juga mengecam tindakan polisi di SPBU Batuphat, yaitu Safrizal selaku Koordinator Advokasi Forum Interaksi Mahasiswa (FIMA) Paya Bakong, Aceh Utara kepada Redaksi statusaceh.com Jumat 28 Agustus 2015, menuturkan Seharusnya polisi mengedepankan nilai-nilai profesionalitas dalam memburu kelompok Din Minimi, kejadian di SPBU Batuphat adalah bentuk tidak profesionalnya aparat kepolisian dalam memburu anggota Din Minimi, buktinya mereka tidak sedang kontak tembak dan lagi sepihak tidak bersenjata.

Anehnya lagi kejadian tersebut di tempat keramaian atau kota kecil, untuk lolos dari kejaran aparat segitu tidak mungkin karena sudah duluan mereka di ikuti.

Kenapa polisi mencari informasi tentang keberadaan "Brujuk" sangat mudah? kenapa ketika bertatapan muka tidak bisa ditangkap hidup-hidup? Aneh


loading...
Labels:

Post a Comment

loading...

MKRdezign

Contact Form

Name

Email *

Message *

Powered by Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget