Beranda Aceh-
hari ini redaksi Beranda Aceh menerima email dari Ayah Meurante. Team
Beranda Aceh sengaja tidak mengedit isi email itu, walau bagaimanapun
Ayah meminta agar email beliau tidak di cantumkan dalam media ini. dan
kami dari Team Beranda Aceh sangat menghargai privasi Ayah.
"Sudah lama sekali
saya tak menulis sepatah dua dalam media, sebab saya pikir tak begitu
penting berita yang perlu ditulis. Lagi pula saya ini hanya kuli orang,
jadi sangat jarang sekali saya melihat lihat berita di media.
Dalam hal hal
tertentu saya sebetulnya tidak suka menulis banyak banyak, karena
disamping saya tak pandai bertele tele, saya sendiri tak tinggi
bersekolahnya.
Cuma ketika saya membaca artikel di Aceh terini (link berita Acehterkini) (Red), mengenai
niat Gubernur Aceh ingin memindahkan acara peringatan perdamaian dari
tgl 15 ogus 2015 ke 15 November 2015 membuat darah saya naik ke kepala.
Heran saya acara
besar begitu mau di pindah pindah tanggal, bukankah itu hari yang sangat
bersejarah kepada seluruh bangsa Aceh, hari yang seharusnya semua
rakyat Aceh harus berlibur pada tgl itu, tapi itu Gubernur mau pindah
pindahkan hari bersejarah itu.
Taukan dia berapa
banyak korban nyawa, perasaan, tumpah darah maka ada hari atau tgl
bersejarah itu, seharusnya itu Gubernur tau, dengan niatnya itu maka dia
akan melukai perasaan anak yatim, janda dan korban selama konplik.
Jangan buat Aceh itu
semahu kalian, seenak kepala kalian. Karena saya tau juga perbuatan
kalian dulunya di eropa sana. Hanya mau kerja untuk Aceh kalau hari
sabtu dan minggu saja, karena hari hari lain kalian semuanya lebih
mementingkan urusan peribadi kalian.
Sampai sampai urusan
perdamaian di Helsinki juga kalian tidak mau hadir bila bukan hari sabtu
dan minggu buat rapatnya, sebab bagi kalian darah dan nyawa orang Aceh
itu tidak ada artinya. Asal kalian sudah enak maka biar orang lain
mampus.
Saya sangat meradang
dengan niat gubernur ini, jangan jangan pada tgl bersamaan ada urusan
peribadi yang harus dihadirinya, sehingga Gubernur mau mengeorbankan
lagi perasaan ribuan korban konplik termasuk anak yatim dan janda.
Sejarah itu sangatkah
penting, dan tak bisa bertolak ansur, kalua tak bisa buat besar besar,
maka buatlah ala kadar, tapi memindahkan tanggal, bulan dan harinya
sampai berbulan berselang, itu adalah perbuatan yang sangat zalim. Lama
lama nanti anak cicit kita tidak tau lagi tgl 15 ogus itu adalah hari
yang sebenarnya hari bersejarah, karena kita buat hari bersejarah itu
seenak kepala hotak kita. “Meunyo na mangat badan bak tangainyan ka keuh
peugot, meunyo hana pinah adak meu 4 bulen ukeu hana masalah” (kalua
enak badan maka buat pada hari yg bertepatan, kalua tidak bisa 4 bulan
kedepannya juga tidak ada masalah)(red).
Saya berharap agar
Gubernur Aceh memikirkan kembali niatnya itu, jangan sampai menyakiti
hati orang Aceh terutama anak yatim, janda dan korban konplik.
Sekarangpun sudah cukup menderita dan betapa sakit hatinya dengan
perbuatan kalian yang seperti anak anak yang tak pernah bersekolah
membuat Aceh. Gara gara kalian yang tak baik sesama sendiri, rakyat Aceh
yang mendapat padahnya (akibatnya)(red).
Secara hokum
perjuangan, sebenarnya kalian yang dulunya para petinggi dan orang yang
diberi amanah oleh GAM harus di usir dari Aceh, karena tidak bisa
menepati janji seperti yang telah kalian janjikan dulu.
Sampai disini saja dulu saya berucap, saya minta maaf kepada pembaca dengan kata kata saya yang sikit kasar."
Wassalam Ayah Meurante.
(BA/Rill)
loading...
Post a Comment